
EMPAT peserta dialog yang ikut yakni Akhmad Fauzi yang tidak didampingi wakilnya Supeniwati, Legiman Misdiyono-Harton, Angko Setiyarso Widodo-Sudiyo, dan Yuniarso Kwartono Adi-Zaenal Mustofa. Dialog terkesan monoton dengan tema yang diusung hanya seputar pendidikan dan pertanian. Meski demikian peserta yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat termasuk akademisi nampak setia menunggu hingga akhir acara.
Dalam dialog Akhmad Fauzi menyampaikan persoalan peningkatan sumber daya manusia (SDM) sebagai kunci pelaksanaan pemerintahan yang efektif dan eksploitasi sumber daya alam (SDA) secara bijak.
"Pengoptimalan pelatihan profesi, merupakan upaya yang sangat penting untuk menjembatani sistem pendidikan yang ada dengan kualitas angkatan kerja. Purworejo masih perlu lembaga pelatihan profesi yang berkualitas agar angkatan kerja yang didominasi pemuda mampu menjadi tenaga kerja yang kompeten," katanya.
Sementara pasangan Yuniarso Kwartono Adi-Zaenal Mustofa lebih banyak mengupas kompetensi birokrasi yang dinilai sangat dibutuhkan untuk membangun Purworejo ke depan. "Kaderisasi generasi muda oleh birokrat berpengalaman sangat penting untuk mewujudkan kompetensi birokrasi," ucap Yuniarso.
Zaenal mengatakan pengelolaan pendidikan informal adalah faktor penentu kemajuan daerah. Dengan melontarkan wacana terkait pembatasan siaran televisi di tingkat rumah tangga dan pengaturan usaha warnet di Purworejo.
"Kenyataan saat ini, anak-anak belajar di sekolah hanya setengah hari, sisanya di rumah. Jadi kontrol pendidikan di rumah seperti pembatasan menonton televisi dan usaha warnet perlu dipikirkan, terlebih informasi cenderung tidak terkendali kini juga banyak berpengaruh negatif bagi anak-anak," ucapnya.
Senada, calon bupati Legiman Misdiyono menyatakan lembaga pendidikan perlu menggandeng praktisi profesional untuk meningkatkan kualitas SDM. Contohnya bekerjasama dengan lembaga donor cukup diperlukan untuk meningkatkan siswa didik dalam menghadapi dunia kerja usai menyelesaikan pendidikan di sekolah.
Sedangkan pasangan Angko-Sudiyo lebih menekankan pemberdayaan olahraga dan kesenian tradisional sebagai aspek penguatan generasi muda dan petani. "Menurut kami, pendidikan pertanian sangat dibutuhkan bahkan kalau perlu harus masuk dalam kurikulum semua sekolah di Purworejo. Kami akan berusaha untuk mewujudkan kemandirian petani dan menjadikan Purworejo sebagai kawasan agribisnis yang unggul," tegas Angko.
Ketua Divisi Sosialisasi, KPU Kabupaten Purworejo, Bambang Setyoko secara terpisah mengatakan, dialog yang digelar juga merupakan bagian dari sosialisasi Pilkada Purworejo 2010. "Ini bagus meskipun kampanye secara resmi baru akan dimulai tanggal 15 Juli setelah pemaparan visi misi dan pawai simpatik tanggal 14 Juli 2010 mendatang," ujarnya.
Sumber : (http://www.radarjogja.co.id)