Sabtu, Agustus 07, 2010

Alex Bambang Dimutasi ke Mabes

DIGANTI, Kapolda Jateng Irjen Pol Alex Bambang Riatmodjo dalam suatu acara di Semarang beberapa waktu lalu. Mabes Polri kemarin memutasi Alex menjadi staf ahli Kapolri.

JAKARTA(SI) – Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Alex Bambang Riatmodjo,sosok yang dinilai melakukan intervensi pertandingan sepak bola saat laga final Piala Indonesia 2010,dimutasi ke Mabes Polri. Wakil Kepala Divisi Humas Mabes Polri Kombes Pol I Ketut Untung Yoga mengatakan,Alex Bambang selanjutnya menempati posisi baru sebagai staf ahli Kapolri. Jabatan yang ditinggalkan Alex Bambang akan diisi oleh Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Edward Aritonang.

Namun Yoga membantah mutasi tersebut terkait insiden penghentian pertandingan sepak bola antara Arema Indonesia dengan Sriwijaya FC Rata Penuhpada final Piala Indonesia 2010diStadionManahan, Solo, Jawa Tengah, Minggu (1/8). ”Ini mutasi biasa, tidak ada hubungan dengan kejadian di pertandingan sepak bola beberapa waktu lalu,” ujar Yoga di Jakarta kemarin.

Seperti diketahui, nama Irjen Pol Alex Bambang Riatmodjo mencuat saat dia menghentikan pertandingan final Piala Indonesia 2010 dan meminta wasit Jimmy Napitupulu yang memimpin pertandingan diganti. Kekisruhan berawal ketika pemain Arema Indonesia Noh Alam Sah mendapat kartu merah pada menit ke-20 dari wasit Jimmy karena nyaris menendang kepala pemain Sriwijaya FC Precious Emuejeraye.

Namun memasuki babak kedua, pertandingan tidak dilanjutkan karena Alex Bambang Riatmodjo meminta agar wasit yang memimpin pertandingan tersebut diganti.Permintaan yang dilayangkan Alex diperkirakan untuk mencegah terjadinya kerusuhan antarpendukung kedua klub sepak bola tersebut. Dua hari seusai pertandingan, Alex Bambang membantah telah mengintervensi pertandingan final Piala Indonesia 2010.

”Apa yang saya lakukan dalam laga final tersebut sudah sesuai dengan kapasitas saya sebagai penanggung jawab keamanan dan sebelumnya juga telah ada kesepakatan dengan pengurus PSSI,” kata Alex di Semarang,Selasa (3/8). Alex Bambang enggan berkomentar perihal informasi mutasi terhadap dirinya. ”Saya belum tahu itu,” kata Alex singkat saat dihubungi kemarin. Jenderal bintang dua kelahiran Kediri, 17 Juli 1955 ini mengaku belum menerima surat resmi atas pergantiannya.

Alex mengaku masih berada di Brebes mengikuti pengecekan jalan raya menghadapi arus mudik Lebaran tahun ini. Sementara itu, Presiden Direktur PT Liga Indonesia Andi Darussalam Tabussala mengungkapkan, sepak bola Indonesia tidak pernah menganggap perilaku Kapolda Jateng Irjen Pol Alex Bambang Riatmodjo sebagai bentuk intervensi.Namun Liga mengakui Bambang sebagai pribadi yang unik. ”Kami pada dasarnya senang dengan Pak Alex.Sikapnya memang unik.

Tapi, itu semua dilakukan semata-mata untuk kepentingan sepak bola nasional. Buktinya pertandingan di sana (Jateng) selalu tertib. Kadang kebijakannya memang kontroversial, tapi setelah dijelaskan, Pak Alex mau mengerti,” ungkapnya saat dihubungi harian Seputar Indonesia(SI) tadi malam. Kapolda Jateng beberapa kali memang melakukan tindakan kontroversial terhadap pertandingan sepak bola.

Kejadian penghentian pertandingan final Piala Indonesia 2010 antara Sriwijaya FC dan Arema Indonesia menjadi klimaks tindakan serupa yang pernah dilakukan Alex. Pertandingan tersebut terhenti sekitar 60 menit saat jeda karena Kapolda meminta pergantian wasit,tapi ditolak Liga. Sebelumnya,Alex juga sempat menggelandang wasit Dedi Wahyudi yang memimpin pertandingan Divisi Utama PSIS Semarang kontra Mitra Kukar pada 19 Februari lalu.

Wasit Dedi Wahyudi diciduk dan diinterogasi karena dinilai tidak menegakkan aturan di lapangan oleh Kapolda.Pertandingan itu dimenangi PSIS dengan skor 2-0. Kecurigaan adanya potensi suap muncul. Bukan hanya Dedi Wahyudi,Asisten Wasit (AW) I Fajar Riyadi,AW II Sutopo,dan Pengawas Pertandingan (PP) Chairul Adil juga sempat menjalani pemeriksaan intensif penyidik.

Namun, Dedi Wahyudi dkk akhirnya diizinkan pulang karena tidak terbukti melakukan tindak pidana suap. Kapolda sebelumnya juga melakukan penangkapan pemain saat bertanding pada laga Divisi Utama Persis Solo kontra Gresik United,12 Februari 2009.Punggawa Persis Nova Zaenal dan pemain asing Gresik United Bernard Mamadou ditangkap karena terlibat perkelahian saat bertanding.

Penahanan juga sempat mereka terima. ”Kejadian-kejadian lalu tidak pernah dianggap sebagai intervensi. Kami tetap menganggap Pak Alex sebagai jenderal yang bertanggung jawab. Mau turun langsung ke lapangan sekadar untuk memimpin pengamanan. Semoga Pak Alex sukses dengan tugas barunya,” tandas Andi Darussalam.

Mutasi Besar-besaran

Wakil Kepala Divisi Humas Mabes Polri Kombes Pol I Ketut Untung Yoga Ana mengatakan, penggantian Alex Bambang merupakan bagian dari mutasi besarbesaran perwira menengah dan tinggi di lingkungan Mabes Polri. Mutasi itu sesuai dengan keputusan Kapolri No KEP/749/ VIII/2010 terhadap 556 perwira tinggi dan perwira menengah. Pergantian Alex merupakan bagian dari mutasi yang dilakukan Mabes Polri terhadap sembilan kepala polda.

Terkait jabatan Kadiv Humas yang akan ditinggalkan Edward Aritonang,menurut Yoga, selanjutnya akan ditempati Brigjen Pol Iskandar Hasan yang sebelumnya Direktur PPITK PTIK. Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Pratiknyo digantikan oleh mantan Kadiv Binkum Irjen Pol Badrodin Haiti. Kapolda Sulselbar yang sebelumnya Irjen Pol Adang Rochjana digantikan oleh Irjen Pol Jhony Waenal Usman.Adapun Kapolda Sulawesi Utara Brigjen Pol Hertian Aristarkus Yunus digantikan oleh Kombes Pol Carlo B Tewu yang sebelumnya menjabat sebagai Wakapolda Sulawesi Utara.

Jabatan Direktur PPITK PTIK kemudian dipegang Brigjen Pol Zainuri Lubis yang sebelumnya menjabat sebagai Wakadiv Humas Mabes Polri. Selain itu, Kapolri juga mengganti Kapolda Bali dari Irjen Pol Sutisna ke Irjen Pol Hadiatmoko dan Kapolda DIY dari Brigjen Pol Sunaryono ke Brigjen Pol Ondang Sutarsa.

”Kapolda Jambi juga diganti dari Brigjen Pol Dadang Garhadi Karnasaputra ke Brigjen Pol Bambang Suparsono.Kemudian,Kapolda Kalimantan Barat dari Brigjen Pol Erwin PL Tobing ke Brigjen Pol Sukrawardi Dahlan dan Kapolda Sulawesi Tenggara dari Brigjen Pol Sukrawardi ke Brigjen Pol Sigit Sudarmanto,”ungkapYoga.

www.sumber-iniberita.com dari : http://www.seputar-indonesia.com

Ini Dia Tujuh Calon Ketua KPK Terpilih

Tujuh nama terpilih akan melaju ke tahap wawancara.
Jum'at, 6 Agustus 2010, 22:00 WIB
Pipiet Tri Noorastuti, Aries Setiawan

Tujuh nama calon ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) lolos ke tahap wawancara. Mereka dijadwalkan menjalani tes wawancara oleh panitia seleksi pada 19 Agustus mendatang.

Tujuh nama terpilih adalah Bambang Widjojanto, Chaerul Rasjid, Fachmi, I Wayan Sudirta, Jimly Asshiddiqie, Meli Darsa, dan Busyro Muqoddas.

"Jadi tujuh orang ini yang akan diwawancarai pansel," kata Ketua Pansel Patrialis Akbar saat mengumumkan tujuh nama terpilih di Gedung Kementerian Hukum dan HAM, Jakarta, Jumat, 6 Agustus 2010.

Patrialis menjelaskan, nama-nama tersebut berhak maju karena berhasil memenuhi kriteria penilaian yang terdiri dari empat komponen yaitu, konsistensi, kecocokan, kompetensi, dan karakter. "Ada empat komponen yang diserahkan kepada kami. Pansel juga melakukan penilaian kepada calon," katanya.

Mulai Sabtu pekan ini, pansel akan melayangkan konfirmasi atas tujuh nama ini ke beberapa ke intitusi yaitu, Kepolisian, Kejaksaan, KPK, Mahkamah Agung, PPATK, Ditjen AHU, Ditjen Pajak, dan BIN. Konfirmasi diperlukan sebagai bahan pertimbangan keputusan final.

Sementara itu, dua calon yang terpilih melalui wawancara akan diumumkan pada 20 Agustus 2010. Dua nama itu selanjutnya diserahkan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. (sj)

Sumber: VIVAnews

Rupiah Dipotong?

“Kami semua di Bank Indonesia terkaget-kaget. Itu sebenarnya baru kajian internal."

Jum'at, 6 Agustus 2010, 13:09 WIB
Nezar Patria, Purborini, Nur Farida Ahniar, Agus Dwi Darmawan
Daftar harga di kedai kopi yang menyederhanakan angka ribuan menjadi satuan (VIVAnews/ Tri Saputro)
BERITA TERKAIT

Di depan kios terpampang daftar harga voucher dengan deretan angka dua digit. Di antaranya 21 dan 51. Tak ada embel-embel lain. Kecuali logo sejumlah operator. Salah seorang pembeli yang datang menanyakan harga pulsa yang tertera angka “21”. Faiz, pemilik kios menjawab, ”Itu.. Rp21.000 untuk pulsa Rp20.000.”

Penyingkatan jumlah angka itu memang disengaja. “Agar praktis saja."

Bukan hanya kios pulsa, kedai kopi Starbucks di sudut lobi gedung Bursa Efek Indonesia juga menyajikan angka-angka dua digit di daftar menu. Sebut saja, menu Grande 43 dan Venti 49. Penyebutan harga tanpa embel-embel Rp (rupiah) atau US$ (dolar AS).

Retno, salah satu pramusaji mengatakan, harga 43 merupakan penyederhanaan dari Rp43.000, sedangkan 49 untuk Rp49.000. Starbucks sudah menggunakan penyederhanaan harga sejak pertama kali dibuka. "Supaya lebih mudah saja."

Fenomena yang sama juga terlihat pada restoran cepat saji, Burger King, di Skyline Building, Jakarta. Namun, konsumen di restoran itu tidak pernah bingung. "Selama ini belum ada yang menanyakan soal itu," kata Iwan Kurniawan, Asisten Manager Burger King.

Pencantuman harga tanpa menyertakan tiga digit angka nol di belakang, ujar dia, sudah menjadi aturan pusat. Aturan itu berlaku untuk kawaan Asia Pasifik sejak 1997.

***

Penghapusan tiga angka nol, seperti yang dilakukan Faiz, Starbucks dan Burger King, itu ‘mirip’ dengan wacana yang dilontarkan Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution, pada 3 Agustus 2010 lalu.

Darmin menyatakan Bank Indonesia akan menyederhanakan penyebutan satuan harga atau nilai mata uang rupiah atau redenominasi.

Redenominasi adalah penyederhanaan penyebutan satuan harga maupun nilai mata uang. Maksudnya, pecahan mata uang disederhanakan tanpa mengurangi nilai dari uang tersebut. Nilai mata uang tetap sama meski angka nolnya berkurang. Misalnya, Rp1.000 menjadi Rp1, sedangkan Rp1 juta menjadi Rp1.000.

Secara sederhana, dia menjelaskan bahwa jika seseorang membeli barang dengan harga Rp300.000 menggunakan pecahan uang lama, nilainya akan sama dengan Rp300 dengan pecahan uang baru. “Jumlah barang yang diperoleh juga sama.”

Wacana tersebut dimunculkan karena harus dibicarakan sejak sekarang. Bank sentral, kata Darmin, mengaca pada kebijakan serupa yang sukses dilakukan beberapa negara. "Karena prosesnya perlu waktu 5-10 tahun."

Contoh sukses redenominasi memang pernah terjadi di Turki, Rumania dan Zimbabwe. Pada 2005, Turki memotong enam digit pada nominal mata uangnya. Saat itu, satu juta lira (uang Turki lama) sama dengan satu lira uang baru (YTL). Turki menyiapkan kebijakan ini sampai 10 tahun.

Tahun yang sama, Rumania meniru kesuksesan Turki. Pada 1 Juli 2005, Rumania memperkenalkan lei baru (RON) yang senilai 10 ribu lei lama (ROL). Negara itu mengeluarkan pecahan 100 lei baru yang menggantikan 1 juta lei, pecahan terbesar saat itu.

Setelah redenominasi, nilai tukar mereka terhadap dolar AS menjadi 2,98 lei baru. Gubernur Bank Nasional Rumania Mugur Isrescu terpaksa memotong lei karena tingginya inflasi di negara itu.

Di Zimbabwe, pada pertengahan 2008, bank sentral Zimbabwe juga memangkas nominal uang dari 10 miliar Zimbabwe menjadi satu dolar Zimbabwe. Pemotongan ini menyusul hiperinflasi hingga 2,2 juta persen. Namun, gara-gara itu, harga barang malah naik drastis. Setahun kemudian dilakukan penyederhanaan lagi. Pemotongan nominal lebih banyak hingga 12 digit. Satu triliun Zimbabwe menjadi satu dolar Zimbabwe.

***

Bagaimanapun wacana yang dilontarkan Darmin telah memicu kontroversi, sejumlah pengamat dan praktisi di industri keuangan menilai kajian redenominasi muncul dalam situasi yang tidak tepat.

Usai darmin menyatakan rencana tersebut, indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia terhempas. Pelaku pasar sempat panik. IHSG terpuruk hingga 85,32 poin atau 2,79 persen ke level 2.973,65. Di pasar reguler, nilai penjualan bersih (net selling) pemodal asing mencapai Rp588,23 miliar.

Arief Budisatria, pengamat pasar modal berpendapat, wacana redenominasi membuat investor pasar modal panik dan melepas kepemilikan sahamnya. Nilai tukar rupiah juga melemah ke level 8.941 per dolar AS dibandingkan perdagangan Senin 2 Agustus 2010 di posisi 8.938 per dolar AS. Analis valas PT Harvest International Futures, Tony Mariano menilai, rencana Bank Indonesia soal redenominasi bisa mengganggu psikologi pasar mata uang yang sebetulnya cukup kondusif.

Saat ini, kata Kepala Ekonom Grup Bank Mandiri, Mirza Adityaswara, bukan waktu yang tepat membahas redenominasi. "Redenominasi tidak perlu dilakukan. Tidak ada gunanya."

Bank sentral semestinya memikirkan bagaimana mengendalikan laju inflasi yang tinggi, pendanaan infrastruktur, dan banyaknya undisbursed loan atau kredit yang tidak dicairkan.

Pada Juli, inflasi mencapai 1,57 persen atau tertinggi sepanjang 2010. Sementara itu, inflasi Januari-Juli juga sudah mencapai 4,02 persen. "Jadi, jangan cuma bikin masyarakat resah, ada yang lebih penting dibahas.”

Tak hanya Mirza, Kepala Ekonom Danareksa Research Institute, Purbaya Yudhi Sadewa, juga bertanya-tanya mengapa bank sentral memunculkan wacana itu di tengah masih banyaknya pekerjaan rumah yang harus dibereskan. "Yang lebih penting adalah membereskan turunnya suku bunga kredit atau memperbaiki intermediasi bank."

Apa sebetulnya motif Darmin melontarkan wacana tersebut? Seorang pejabat bank sentral mengungkapkan bahwa semua pegawai di bank Indonesia juga kaget dengan pernyataan Darmin.

“Kami semua di Bank Indonesia terkaget-kaget. Itu sebenarnya baru kajian internal. Bukan domain Bank Indonesia untuk memutuskan redenominasi rupiah.”

Bank Indonesia nantinya hanya sebatas mengusulkan dan pemerintah yang berhak memutuskan. Lantas apa maksud Darmin melontarkan wacana itu? Pejabat itu menjelaskan, “Tidak ada maksud apa-apa. Ini mungkin hanya ‘gaya’ berkomunikasi Pak Darmin saja yang memang terbuka.”

Sejauh ini, dia melanjutkan, wacana itu baru beredar di lingkungan bank sentral. Bank Indonesia belum mengirimkan kajian atau usulan ini ke pemerintah.

Dan memang, petinggi ekonomi pemerintah belum mengetahui rencana besar bank sentral tersebut. Seperti ditegaskan Wakil Presiden Boediono, dalam situasi saat ini yang paling penting dijaga adalah ketenangan dan kestabilan ekonomi. "Jangan terpengaruh hasil studi BI. Yang perlu sekarang adalah memperlancar arus suplai barang-barang kebutuhan pokok agar harganya stabil," ujar Wapres.

Menteri Keuangan Agus Martowardojo juga mengkonfirmasikan hal senada. "Itu belum pernah disampaikan kepada pemerintah. Jadi, kajian internal dari BI itu masih belum final.”

Komentar lebih keras terlontar dari Menteri Koperasi dan UKM, Syarif Hasan, wacana mengenai penyederhanaan mata uang itu. "Sebenarnya, ini terus terang agak mengganggu.”

Bahkan, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, melarang wacana itu dipolemikkan menjadi isu nasional. "Sebab, masyarakat sudah berpikir sanering (pemotongan uang). Itu banyak yang berpikir salah."

Sanering atau pemotongan nilai mata uang rupiah yang disebut Hatta itu memang pernah terjadi pada 1959 dan 1965. Jumlah uang beredar diturunkan dengan cara memotong dua uang kertas yang memiliki nilai pecahan terbesar saat itu, yaitu Rp500 yang bergambar macan dan Rp1.000 bergambar gajah. Nilai masing-masing diturunkan hingga tinggal 10 persennya. Selanjutnya, pada 13 Desember 1965, Soekarno juga melakukan kebijakan yang sama. Tiga nol di belakang angka rupiah dihilangkan.

Meski banyak kritik, tak sedikit yang merespons positif. Ketua Perhimpunan Bank-Bank Umum Swasta Nasional (Perbanas), Sigit Pramono, mengaku malu bila mata uang rupiah dijajarkan dengan mata uang asing lainnya. Rupiah terlihat sangat rendah dan paling banyak angkanya. "Coba saja lihat di papan-papan kurs mata uang, US$1 sama dengan Rp9.000, sementara yang lain tidak pakai angka nol tiga."

Profesor ekonomi di Australia National University, Dr Ross McLeod, melihat dari perspektif yang lain. Dia mengaku kerap dibingungkan oleh kecenderungan banyak penulis yang mencatatkan nilai uang dalam rupiah secara terperinci sampai ke digit paling kecil. Padahal, mereka bisa membulatkannya dalam jutaan, miliaran, atau bahkan triliunan.

Dia berpendapat, akan jauh lebih mudah bagi mata, jika nilai uang itu hanya terdiri atas tiga atau empat digit ketimbang belasan digit atau bahkan lebih. Dan tentu saja akan lebih banyak angka yang bisa dicatatkan di satu tabel jika mereka dibulatkan. Untuk alasan yang sama pula, akan sangat tidak nyaman jika harus melakukan transaksi bernilai rendah dalam bilangan nominal yang sangat besar.

***

Terlepas dari manfaat dan kerugian penyederhanaan rupiah, wacana tersebut telah menghebohkan masyarakat. Dan tampaknya bank sentral kini lebih memilih untuk cooling down. Seperti dikatakan Difi Johansyah, Kepala Biro Humas BI, Sabtu siang, bahwa redenominasi rupiah bukan prioritas bank sentral.

Prioritas kebijakan bank sentral ke depan, kata Difi, adalah efektifitas kebijakan moneter dalam pengendalian inflasi, kebijakan perbankan untuk mendorong penyaluran kredit, penguatan kantor regional Bank Indonesia dan upaya membuat peringkat Indonesia masuk investment grade. “Arahan Pak Darmin pada acara forum strategis kemarin, redenominasi rupiah hanya pelengkap prioritas.”
Sumber :VIVAnews

Menggunting 'Uang Macan'

Mata uang Indonesia pernah gonjang-ganjing di masa Orde Lama. Apa dampak pemotongan uang?
Sabtu, 7 Agustus 2010, 11:12 WIB
Karaniya Dharmasaputra, Anda Nurlaila

VIVAnews – Ingatan pengusaha Sofjan Wanandi melayang ke 51 tahun silam. Dia baru duduk di bangku Sekolah Menengah Atas ketika menjadi saksi sejarah pemotongan nilai mata uang, atau sanering, di tahun 1959.

Ketika itu, Senin, 24 Agustus 1959, tepat pukul 14.30 WIB, sebuah pengumuman penting disiarkan melalui Radio Republik Indonesia. Menteri Muda Penerangan, Maladi mengumumkan kebijakan pemotongan nilai uang kertas Rupiah dengan denominasi Rp500 (bergambar macan) dan Rp1.000 (yang bergambar gajah) menjadi tinggal sepesepuluhnya--masing-masing bernilai hanya Rp50 dan Rp100. Pemotongan tak diberlakukan untuk uang dengan denominasi yang lebih kecil.

Keesokan harinya, Sofjan menyaksikan pemandangan yang tak bisa dilupakannya. Matahari belum lagi terbit, tapi antrean panjang sudah mengular di depan pertokoan. Baru saja toko dibuka, para pembeli sudah menyerbu. Sembako, pakaian, emas, apapun mereka borong.

Penjual bingung, antara harus girang atau was-was. Dagangan mereka laris manis, namun nyatanya hari itu mereka rugi besar. Lembaran 'uang macan’ dan ‘gajah’ yang mereka terima nyaris tak lagi bernilai. Sadar ada yang tak beres, sontak toko-toko ditutup. Barang-barang pun hilang dari peredaran.

Panik melanda, terutama para kaum berduit. Mereka ingin buru-buru mengenyahkan ‘macan’ dan ‘gajah’ dari dompet. Bank pun diserbu warga yang ingin menukarkan uang sebelum batas waktu yang ditentukan, 1 Januari 1960.

“Ekonomi masyarakat berantakan. Orang tidak percaya lagi dengan rupiah,” cerita Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia, Sofjan Wanandi kepada VIVAnews.com. “Karena tidak percaya uang lagi, orang lebih memilih menimbun barang.”

Bahkan, sebagian warga kembali beralih ke sistem barter.

Kisruh ekonomi dengan cepat menjalar ke daerah. Orang kota yang gagal membelanjakan uang pecahan Rp1.000 dan Rp500 melarikan ‘macan’ ke desa. Sapi, kambing, bahkan tanah dan sawah, berpindah tangan dengan cepat.

Kegirangan sesaat penduduk desa berakhir dengan kepanikan.

Endang, 72, seorang warga Cilacap, mengenang, saat itu ada saja kabar si A atau si B stres gara-gara sanering. “Apalagi yang baru jual tanah. Sudah tanah hilang, uang yang didapat tidak berguna,” kata dia. “Makin banyak duit malah makin tertekan.”

Tak hanya rakyat kebanyakan yang jadi korban. Tak kurang, Presiden Soekarno pun mengaku merugi dengan kebijakan yang dia teken sendiri itu.

Pada 5 September 1959, surat kabar Singapura The Straits Times memuat berita dengan judul “Devaluation hit me, too. Soekarno” di halaman depan.
“Reformasi ekonomi ini juga membuat saya rugi,” demikian kata Soekarno, saat bicara di Medan, Sumatera Utara. Ia tidak menyebutkan berapa nilai uangnya yang melayang.

Soekarno mengatakan, ia tak mungkin memerintahkan ajudannya menukar uang pecahan besar miliknya ke yang lebih kecil. Hal itu akan menimbulkan kecurigaan publik. “Untuk menjaga rahasia negara, saya memutuskan untuk mengorbankan uang pribadi,” begitu kata Soekarno seperti dikutip Straits Times.

***

Dampak luar biasa dari kebijakan sanering 1959 itu direkam JAC MacKie dalam bukunya "Problems of the Indonesian Inflation." Ia menulis betapa hanya dalam satu malam pemerintah berhasil mengurangi sirkulasi uang secara drastis, dari Rp34 miliar menjadi Rp24 miliar. Namun, kebijakan ini memicu krisis likuiditas dan menciptakan bencana dalam kehidupan ekonomi masyarakat.

Buku “Sejarah Bank Indonesia” yang diterbitkan bank sentral mengungkapkan, meski kebijakan sanering meningkatkan keuntungan pemerintah sebesar Rp8.521 juta--berkat penurunan nilai uang macan dan gajah--tingkat likuiditas merosot. Akibatnya, bank tidak bisa mengucurkan kredit kepada perusahaan untuk kegiatan ekspor, impor, produksi, dan distribusi.

Selain itu, kebijakan pengetatan moneter tahun 1959 yang dilancarkan oleh pemerintah tidak kuasa menghambat laju inflasi, malahan makin mempertingginya. Harga-harga dan biaya hidup di tahun 1959 melejit, membuat rakyat menjerit.

Kebijakan gagal ini, ternyata diputuskan pemerintah tanpa berkoordinasi terlebih dahulu dengan Bank Indonesia. Buntutnya, Gubernur BI pada waktu itu, Mr. Loekman Hakim, memilih mundur.

***

Kebijakan sanering 1959 bukanlah yang kali pertama. Sembilan tahun sebelumnya, Menteri Keuangan dalam Kabinet Hatta II, Syafruddin Prawiranegara, juga mengeluarkan kebijakan pemotongan nilai uang. Keputusan ini diberlakukan pada jam 20.00 WIB tanggal 10 Maret 1950, dan tenar dengan nama kebijakan ‘Gunting Syafruddin’.

Saat itu ekonomi Indonesia sedang terpuruk, inflasi menumpuk, dan harga melambung.

Menurut kebijakan itu, ‘uang merah’ (uang NICA) dan uang De Javasche Bank dari pecahan Rp5 ke atas harus digunting menjadi dua.

Guntingan kiri tetap berlaku sebagai alat pembayaran yang sah dengan nilai setengah dari nilai semula sampai tanggal 9 Agustus pukul 18.00 WIB. Mulai 22 Maret sampai 16 April, bagian kiri itu harus ditukarkan dengan uang kertas baru di bank dan tempat-tempat lain yang ditunjuk. Lebih dari tanggal tersebut, bagian kiri itu pun sudah tidak berlaku lagi.

Guntingan kanan dinyatakan tidak berlaku, tetapi dapat ditukar dengan obligasi negara, setengah dari nilai semula, dan akan dibayar 40 tahun kemudian dengan bunga 3 persen setahun.

Kebijakan ini tidak diberlakukan terhadap uang ORI (Oeang Republik Indonesia).

***

Sanering berikutnya diterapkan pada 1965. Untuk menghambat laju inflasi pada saat itu, pemerintah memberlakuan mata uang rupiah baru melalui Penetapan Presiden No. 27 Tahun 1965 tanggal 13 Desember 1965. Dengan ini, uang Rp1.000 dipotong nilainya menjadi Rp1 saja.

Saat itu pemerintah lagi tekor berat, gara-gara harus membiayai proyek-proyek mercusuar Soekarno seperti Games of the New Emerging Forces (Ganefo) dan Conference of the Emerging Forces (Conefo).

Buku “Sejarah BI” mencatat sejak saat itu sampai Agustus 1966, uang rupiah baru dan lama beredar bersama-sama. Untuk menghilangkan dualisme, semua instansi swasta diwajibkan menggunakan nilai rupiah baru dalam perhitungan harga barang dan jasa serta keperluan administrasi keuangan.

Proses transaksi jadi luar biasa membingungkan. Masyarakat panik. Pemerintah menjelaskan, kebijakan kali ini berbeda dengan ‘Gunting Syafruddin’ di tahun 1959.

Percuma.

Penjelasan itu tak mempan. Pasar diserbu dan harga meroket. Transaksi makan waktu lama. Warga kesulitan menentukan harga karena yang beredar dua model uang.

Menurut pengamat bursa berjangka, Jahja W. Soedomo, “Tahun 1965, nilai uang sama saja. Hanya nolnya yang dikurangi tiga. Gaji dibagi seribu, tapi harga makanan juga diturunkan, dihilangkan nolnya tiga.”

Kondisi 1965, kata Jahja, jauh berbeda dengan 1959. “Saat itu saya baru masuk kerja jadi memang kacau. Pemerintah menjual paksa surat utang negara dan meminjam paksa dari masyarakat.”

Juga dicatat buku “Sejarah BI,” kebijakan ini kembali gagal memperbaiki keadaan. Tak cuma itu, bahkan dinilai ikut serta meningkatkan beban pemerintah, jumlah uang beredar, dan laju inflasi.

Harga bensin, misalnya, malah naik empat kali lipat. Dari semula Rp250 per liter, menjadi Rp1 dengan uang baru atau setara Rp1.000 dengan uang lama. Buntutnya, biaya angkutan ikut naik. Tarif kereta api meningkat 500 persen. Harga barang pun membubung.

***

Memang, kisah sanering di atas berbeda konsep dengan wacana kebijakan redenominasi Rupiah yang dilontarkan Bank Indonesia sekarang. Akan tetapi, sejarah kelam yang masih membekas itu teramat penting untuk diabaikan bank sentral jika benar akan memotong, … eh, menyederhanakan nilai rupiah.

Sumber: VIVAnews

Alex Bambang Triatmojo Dicopot

Sabtu, 7 Agustus 2010 - 4:05 WIB

| More
Alex Bambang Triatmojo Dicopot

Mabes Polri melakukan mutasi ratusan perwira menengah (pamen) dan perwira tinggi (Pati). Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Alex Bambang Triatmodjo, dicopot dari jabatannya dan dia digantikan oleh Irjen Edaward Aritonang, Kadiv Humas Mabes Polri.

Sementara yang menduduki jabatan Kadiv Humas Mabes Polri adalah Brigjen Pol Iskandar Hasan.

Perwira yang mutasi, antara lain Irjen Badrun Haiti menjabat Kapolda Jatim, menggantikan Irjen Pol Pratiknyo, Kombes Pol Carlos Tewu menjadi Kapolda Sulut, menggantikan Brigjen Pol Hertian Aristarkus.

Irjen Pol Hadiatmoko menjadi Kapolda Bali, menggantikan Irjen Pol Sutisna. Brigjen Pol Sutarsa menjadi Kapolda DI Yogyakarta, menggantikan Irjen Sunaryono.

Selanjutnya, Brigjen Soekowardi Dahlan menjadi Kapolda Kalbar, menggantikan Brigjen Pol Erwin PL Tobing, Sigit Soedarmanto menjadi Kapolda Sulawesi Tenggara. Kapolda Sulawesi Selatan dari Irjen Pol Adang Rochyana kepada Irjen Pol Waenal Usman. Kapolda Jambi dari Brigjen Pol Dadang Garhadi Karnasaputra kepada Brigjen Pol Bambang Suparsono.

Deputi Operasi Kapolri dari Irjen Pol S Wenas kepada Irjen Pol Soenarko. Kadiv Pembinaan Hukum (Binkum) dari Irjen Pol Badrodin Haiti kepada Brigjen Pol Muji Waluyo. Kadiv Telematika dari Irjen Pol Yudi Sus Hariyanto kepada Brigjen Pol Robert Aritonang. Deputi Logistik (Delog) Mabes Polri dari Irjen Pol Joko Sardono kepada Irjen Pol Uid Sus Hariyanto.

Selain itu, Kombes Pol Andak menjadi Kapolres Jakarta Utara, Kombes Pol Yasit Fanani, menjabat Kapolres Jakbar, Kombes Pol Taviv Yulianto menjadi Kapolres Tangerang, menggantikan Kombes Pol Maruli Simanjuntak.

Wakadiv Humas Mabes Polri, Kombes Pol Untung Yoga Ana, membantah pergantian Kapolda Jateng, Irjen Alex Bambang Triatmojo terkait kasus hendak mengganti wasit pertandingan sepakbola final Piala Dunia, di Solo, beberapa hari lalu. Menurut Untung, mutasi di jajaran Polri adalah bagian proses pembinaan. “Tidak (terkait), mutasi ini reguler,” ujar Untung Yoga Ana, saat jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (6/8).

“Semua proses pembinaan di Mabes Polri seperti itu. Mutasi regulernya dalam rangka kebutuhan organisasi dan memberikan peluang promosi jabatan,” jelas Untung.

Sebagai mana diketahui, Irjen Alex Bambang menjadi menjadi sorotan media massa, karena keinginan mengganti wasit Jimmy Napitupulu, saat laga final antara Sriwijaya FC Vs Arema Malang. Alex saat itu masuk lapangan saat babak pertama. Dia menilai suasana suporter saat itu berpotensi rawan. (Sumber: http://www.poskota.co.id)

Bookmark and Share

TNI Kembali Siapkan Satgas Yonif Mekanis ke Lebanon

TNI kembali menyiapkan Satuan Tugas (Satgas) Bataliyon Infanteri Mekanis Konga XXIII-E/Unifil, Satgas Kompi Polisi Militer (MPU) XXV-C/Unifil, dan Satgas Force Protection Company Konga (FPC) XXVI C-2/Unifil Tahun 2010/2011, untuk mengantikan Satgas Yonif Mekanis Konga XXIII-D/Unifil, Satgas MPU XXV-B/Unifil dan Satgas FPC XXVI C-1/Unifil di Lebanon, yang akan berakhir masa tugasnya.

Latihan penyiapan Satgas tersebut dilaksanakan selama kurang lebih 1 bulan dan secara resmi dibuka oleh Asisten Operasi (Asops) Panglima TNI Mayor Jenderal TNI Tono Suratman., di Pusat Pendidikan Infanteri Cipatat Bandung, Jumat (6/8).

Dalam amanatnya, Asops Panglima TNI mengatakan bahwa keikutsertaan bangsa Indonesia pada misi pemeliharaan perdamaian merupakan implementasi dari cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 Alenia-4 yang berbunyi “Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”, dan dijabarkan melalui Undang-Undang RI Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI, dimana pada pasal 20 ayat 3 secara jelas ditegaskan bahwa TNI melaksanakan tugas perdamaian dunia sesuai dengan kebijaksanaan politik luar negeri.

Keikutsertaan bangsa Indonesia khususnya TNI dalam misi perdamaian dunia di bawah bendera PBB diawali sejak tahun 1957 di Mesir, kemudian pada tahun 1960 mengirimkan Kontingen Garuda II ke Kongo, yang diikuti oleh Kontingen Garuda berikutnya sampai sekarang. Bahkan ke depan PBB mengharapkan TNI untuk lebih berperan sebagai Troops Contributing Country (TCC) dengan menambah kekuatan Kontingen Garuda. Pemerintah telah mengambil kebijakan akan mengirimkan 1 (satu) kapal perang Republik Indonesia yaitu KRI Frans Kaisiepo 368 ke Lebanon dan 1 Kompi Zeni ke Haiti tambahnya.

Lebih lanjut Asops mengatakan, para peserta latihan dituntut memiliki pengetahuan yang mendalam tentang konflik yang terjadi dan bagaimana menyikapinya. Dan juga harus mampu dan dapat menjadi penengah antara pihak-pihak yang bertikai secara imparsial, sehingga tidak dianggap memihak pada salah satu kelompok oleh para pihak yang bertikai. Serta harus mampu memahami tentang Minimum Use Of Force atau penggunaan senjata seminimum mungkin karena semuanya sudah diatur di dalam Rules of Engagement (ROE) dan Standart Operating Procedures (SOP) yang merupakan pedoman bagi peacekeepers dalam setiap langkah dan tindakan.

Sebelum mengakhiri amanatnya Asops memberikan beberapa penekanan : Pertama , Tingkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan YME, sehingga benar-benar siap melaksanakan latihan dan tugas operasi dimanapun berada dengan berpedoman pada ajaran agama dalam sikap dan perbuatan; Kedua, Laksanakan latihan dengan penuh rasa tanggung jawab, kesungguhan, dedikasi dan disiplin yang tinggi.

Ketiga, Pelihara realisme latihan dengan situasi daerah operasi yang dihadapi sehingga didapat kemampuan yang sesuai dengan tuntutan tugas; Keempat, Manfaatkan latihan ini untuk meningkatkan profesionalisme; dan Kelima, Tingkatkan kemampuan berbahasa Inggris karena akan digunakan sebagai alat komunikasi di daerah operasi.

Turut hadir pada acara tersebut, di antaranya Kepala Pusat Pemeliharaan Perdamaian Dunia (KA PMPP )TNI, Brigjen TNI I Gede Sumertha KY, PSC; dan Kepala Pusat Kesehatan (Kapuskes) TNI Marsma TNI dr. Mariono R. Sp.OG., Sp.Kp.

(poskota)

Senin, Agustus 02, 2010

Kode Pos Seindonesia

Daftar Nomor Kode Pos / Kodepos Di DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi Jabotabek

Pencantuman kode pos sangat penting sekali dalam mengirim surat atau paket melalui jasa pos. Kodepos akan membantu mempercepat proses sortir surat sehigga dapat dikirim dengan cepat. Berikut di bawah ini merupakan wilayah sekitar jabodetabek (kelurahan, kecamatan, kotamadya dan provinsi) dengan masing-masing kodepos :

Tips cara cepat ---> Gunakan fasilitas pencarian dengan menekan tombol Ctrl+f lalu masukkan kata pencarian yang diinginkan.

1. Aren Jaya - Bekasi Timur - Bekasi - Jawa Barat - 17111
2. Duren Jaya - Bekasi Timur - Bekasi - Jawa Barat - 17111
3. Bekasi Jaya - Bekasi Timur - Bekasi - Jawa Barat - 17112
4. Margahayu - Bekasi Timur - Bekasi - Jawa Barat - 17113
5. Sepanjang Jaya - Rawalumbu - Bekasi - Jawa Barat - 17114
6. Pengasinan - Rawalumbu - Bekasi - Jawa Barat - 17115
7. Bojong Rawalumbu - Rawalumbu - Bekasi - Jawa Barat - 17116
8. Bojong Menteng - Rawalumbu - Bekasi - Jawa Barat - 17117
9. Teluk Pucung - Bekasi Utara - Bekasi - Jawa Barat - 17121
10. Perwira - Bekasi Utara - Bekasi - Jawa Barat - 17122
11. Harapan Baru - Bekasi Utara - Bekasi - Jawa Barat - 17123
12. Harapan Jaya - Bekasi Utara - Bekasi - Jawa Barat - 17124
13. Kaliabang Tengah - Bekasi Utara - Bekasi - Jawa Barat - 17125
14. Pejuang - Medan Satria - Bekasi - Jawa Barat - 17131
15. Medan Satria - Medan Satria - Bekasi - Jawa Barat - 17132
16. Kali Baru - Medan Satria - Bekasi - Jawa Barat - 17133
17. Kota Baru - Bekasi Barat - Bekasi - Jawa Barat - 17133
18. Bintara - Bekasi Barat - Bekasi - Jawa Barat - 17134
19. Kranji - Bekasi Barat - Bekasi - Jawa Barat - 17135
20. Bintara Jaya - Bekasi Barat - Bekasi - Jawa Barat - 17136
21. Marga Jaya - Bekasi Selatan - Bekasi - Jawa Barat - 17141
22. Marga Mulya - Bekasi Utara - Bekasi - Jawa Barat - 17142
23. Harapan Mulya - Medan Satria - Bekasi - Jawa Barat - 17143
24. Kayuringin Jaya - Bekasi Selatan - Bekasi - Jawa Barat - 17144
25. Jakasampurna - Bekasi Barat - Bekasi - Jawa Barat - 17145
26. Jaka Mulya - Bekasi Selatan - Bekasi - Jawa Barat - 17146
27. Jaka Setia - Bekasi Selatan - Bekasi - Jawa Barat - 17147
28. Pekayon Jaya - Bekasi Selatan - Bekasi - Jawa Barat - 17148
29. Cimuning - Bantargebang - Bekasi - Jawa Barat - 17155
30. Padurenan - Bantargebang - Bekasi - Jawa Barat - 17156
31. Mustika Sari - Bantargebang - Bekasi - Jawa Barat - 17157
32. Mustika Jaya - Bantargebang - Bekasi - Jawa Barat - 17158
33. Segara Makmur - Taruma Jaya - Bekasi - Jawa Barat - 17211
34. Pantai Makmur - Taruma Jaya - Bekasi - Jawa Barat - 17212
35. Setia Mulya - Taruma Jaya - Bekasi - Jawa Barat - 17213
36. Pusaka Rakyat - Taruma Jaya - Bekasi - Jawa Barat - 17214
37. Setia Asih - Taruma Jaya - Bekasi - Jawa Barat - 17215
38. Pahlawan Setia - Taruma Jaya - Bekasi - Jawa Barat - 17216
39. Samudra Jaya - Taruma Jaya - Bekasi - Jawa Barat - 17217
40. Segara Jaya - Taruma Jaya - Bekasi - Jawa Barat - 17218
41. Jatiwaringin - Pondokgede - Bekasi - Jawa Barat - 17411
42. Jatibening - Pondokgede - Bekasi - Jawa Barat - 17412
43. Jatimekar - Jatiasih - Bekasi - Jawa Barat - 17422

44. Menteng - Bogor Barat - Bogor - Jawa Barat - 16111
45. Pabaton - Bogor Tengah - Bogor - Jawa Barat - 16121
46. Paledang - Bogor Tengah - Bogor - Jawa Barat - 16122
47. Gudang - Bogor Tengah - Bogor - Jawa Barat - 16123
48. Cibogor - Bogor Tengah - Bogor - Jawa Barat - 16124
49. Ciwaringin - Bogor Tengah - Bogor - Jawa Barat - 16124
50. Kebon Kalapa - Bogor Tengah - Bogor - Jawa Barat - 16125
51. Panaragan - Bogor Tengah - Bogor - Jawa Barat - 16125
52. Babakan Pasar - Bogor Tengah - Bogor - Jawa Barat - 16126
53. Tegallega - Bogor Tengah - Bogor - Jawa Barat - 16127
54. Babakan - Bogor Tengah - Bogor - Jawa Barat - 16128
55. Sempur - Bogor Tengah - Bogor - Jawa Barat - 16129
56. Bondongan - Bogor Selatan - Bogor - Jawa Barat - 16131
57. Empang - Bogor Selatan - Bogor - Jawa Barat - 16132
58. Batutulis - Bogor Selatan - Bogor - Jawa Barat - 16133
59. Lawanggintung - Bogor Selatan - Bogor - Jawa Barat - 16134
60. Sukasari - Bogor Timur - Bogor - Jawa Barat - 16142
61. Baranangsiang - Bogor Timur - Bogor - Jawa Barat - 16143
62. Tegalgundil - Bogor Utara - Bogor - Jawa Barat - 16152
63. Bantarjati - Bogor Utara - Bogor - Jawa Barat - 16153
64. Tanah Sareal - Tanahsareal - Bogor - Jawa Barat - 16161
65. Kebonpedes - Tanahsareal - Bogor - Jawa Barat - 16162

66. Cipayung - Ciputat - Tangerang - Banten - 15411
67. Ciputat - Ciputat - Tangerang - Banten - 15411
68. Cempaka Putih - Ciputat - Tangerang - Banten - 15412
69. Pondok Ranji - Ciputat - Tangerang - Banten - 15412
70. Rempoa - Ciputat - Tangerang - Banten - 15412
71. Rengas - Ciputat - Tangerang - Banten - 15412
72. Sawah Baru - Ciputat - Tangerang - Banten - 15413
73. Sawah Lama - Ciputat - Tangerang - Banten - 15413
74. Jombang - Pamulang - Tangerang - Banten - 15414
75. Sarua - Pamulang - Tangerang - Banten - 15414
76. Sarua Indah - Pamulang - Tangerang - Banten - 15414
77. Bambu Apus - Pamulang - Tangerang - Banten - 15415
78. Kedaung - Pamulang - Tangerang - Banten - 15415
79. Pondok Benda Baru - Pamulang - Tangerang - Banten - 15416
80. Pondok Benda Lama - Pamulang - Tangerang - Banten - 15416
81. Pamulang Barat - Pamulang - Tangerang - Banten - 15417
82. Pamulang Timur - Pamulang - Tangerang - Banten - 15417
83. Pondok Cabe Ilir - Pamulang - Tangerang - Banten - 15418
84. Pondok Cabe Udik - Pamulang - Tangerang - Banten - 15418
85. Cireundeu - Ciputat - Tangerang - Banten - 15419
86. Pisangan - Ciputat - Tangerang - Banten - 15419

87. Mekarjaya - Sukmajaya - Depok - Jawa Barat - 16411
88. Sukmajaya - Sukmajaya - Depok - Jawa Barat - 16412
89. Tirtajaya - Sukmajaya - Depok - Jawa Barat - 16412
90. Jatimulya - Sukmajaya - Depok - Jawa Barat - 16413
91. Kalimulya - Sukmajaya - Depok - Jawa Barat - 16413
92. Cilodong - Sukmajaya - Depok - Jawa Barat - 16414
93. Kalibaru - Sukmajaya - Depok - Jawa Barat - 16414
94. Sukamaju - Sukmajaya - Depok - Jawa Barat - 16415
95. Cisalak - Sukmajaya - Depok - Jawa Barat - 16416
96. Abadijaya - Sukmajaya - Depok - Jawa Barat - 16417
97. Baktijaya - Sukmajaya - Depok - Jawa Barat - 16418
98. Beji Barat - Beji - Depok - Jawa Barat - 16421
99. Beji Timur - Beji - Depok - Jawa Barat - 16422
100. Kemiri Muka - Beji - Depok - Jawa Barat - 16423
101. Pondok Cina - Beji - Depok - Jawa Barat - 16424
102. Kukusan - Beji - Depok - Jawa Barat - 16425
103. Tanah Baru - Beji - Depok - Jawa Barat - 16426
104. Depok - Pancoranmas - Depok - Jawa Barat - 16431
105. Depok Jaya - Pancoranmas - Depok - Jawa Barat - 16432
106. Mampang - Pancoranmas - Depok - Jawa Barat - 16433
107. Rangkapanjaya Baru - Pancoranmas - Depok - Jawa Barat - 16434
108. Rangkapanjaya - Pancoranmas - Depok - Jawa Barat - 16435
109. Pancoran Mas - Pancoranmas - Depok - Jawa Barat - 16436
110. Cipayung - Pancoranmas - Depok - Jawa Barat - 16437
111. Cipayungjaya - Pancoranmas - Depok - Jawa Barat - 16437
112. Pondokjaya - Pancoranmas - Depok - Jawa Barat - 16438
113. Pondokterong - Pancoranmas - Depok - Jawa Barat - 16438
114. Ratujaya - Pancoranmas - Depok - Jawa Barat - 16439

115. Gambir - Gambir - Jakarta Pusat - DKI Jakarta - 10110
116. Kebon Kelapa - Gambir - Jakarta Pusat - DKI Jakarta - 10120
117. Petojo Utara - Gambir - Jakarta Pusat - DKI Jakarta - 10130
118. Duri Pulo - Gambir - Jakarta Pusat - DKI Jakarta - 10140
119. Cideng - Gambir - Jakarta Pusat - DKI Jakarta - 10150
120. Petojo Selatan - Gambir - Jakarta Pusat - DKI Jakarta - 10160
121. Bendungan Hilir - Tanah Abang - Jakarta Pusat - DKI Jakarta - 10210
122. Karet Tengsin - Tanah Abang - Jakarta Pusat - DKI Jakarta - 10220
123. Kebon Melati - Tanah Abang - Jakarta Pusat - DKI Jakarta - 10230
124. Kebon Kacang - Tanah Abang - Jakarta Pusat - DKI Jakarta - 10240
125. Kampung Bali - Tanah Abang - Jakarta Pusat - DKI Jakarta - 10250
126. Petamburan - Tanah Abang - Jakarta Pusat - DKI Jakarta - 10260
127. Gelora - Tanah Abang - Jakarta Pusat - DKI Jakarta - 10270
128. Menteng - Menteng - Jakarta Pusat - DKI Jakarta - 10310
129. Pegangsaan - Menteng - Jakarta Pusat - DKI Jakarta - 10320
130. Cikini - Menteng - Jakarta Pusat - DKI Jakarta - 10330
131. Kebon Sirih - Menteng - Jakarta Pusat - DKI Jakarta - 10340
132. Gondangdia - Menteng - Jakarta Pusat - DKI Jakarta - 10350
133. Senen - Senen - Jakarta Pusat - DKI Jakarta - 10410
134. Kwitang - Senen - Jakarta Pusat - DKI Jakarta - 10420
135. Kenari - Senen - Jakarta Pusat - DKI Jakarta - 10430
136. Paseban - Senen - Jakarta Pusat - DKI Jakarta - 10440
137. Kramat - Senen - Jakarta Pusat - DKI Jakarta - 10450
138. Bungur - Senen - Jakarta Pusat - DKI Jakarta - 10460
139. Cempaka Putih Timur - Cempaka Putih - Jakarta Pusat - DKI Jakarta - 10510
140. Cempaka Putih Barat - Cempaka Putih - Jakarta Pusat - DKI Jakarta - 10520
141. Galur - Johar Baru - Jakarta Pusat - DKI Jakarta - 10530
142. Tanah Tinggi - Johar Baru - Jakarta Pusat - DKI Jakarta - 10540
143. Kampung Rawa - Johar Baru - Jakarta Pusat - DKI Jakarta - 10550
144. Johar Baru - Johar Baru - Jakarta Pusat - DKI Jakarta - 10560
145. Rawasari - Cempaka Putih - Jakarta Pusat - DKI Jakarta - 10570
146. Gunung Sahari Selatan - Kemayoran - Jakarta Pusat - DKI Jakarta - 10610
147. Kemayoran - Kemayoran - Jakarta Pusat - DKI Jakarta - 10620
148. Kebon Kosong - Kemayoran - Jakarta Pusat - DKI Jakarta - 10630
149. Cempaka Baru - Kemayoran - Jakarta Pusat - DKI Jakarta - 10640
150. Harapan Mulya - Kemayoran - Jakarta Pusat - DKI Jakarta - 10640
151. Sumur Batu - Kemayoran - Jakarta Pusat - DKI Jakarta - 10640
152. Serdang - Kemayoran - Jakarta Pusat - DKI Jakarta - 10650
153. Utan Panjang - Kemayoran - Jakarta Pusat - DKI Jakarta - 10650
154. Pasar Baru - Sawah Besar - Jakarta Pusat - DKI Jakarta - 10710
155. Gunung Sahari Utara - Sawah Besar - Jakarta Pusat - DKI Jakarta - 10720
156. Mangga Dua Selatan - Sawah Besar - Jakarta Pusat - DKI Jakarta - 10730
157. Karang Anyar - Sawah Besar - Jakarta Pusat - DKI Jakarta - 10740
158. Kartini - Sawah Besar - Jakarta Pusat - DKI Jakarta - 10750

159. Pinangsia - Tamansari - Jakarta Barat - DKI Jakarta - 11110
160. Glodok - Tamansari - Jakarta Barat - DKI Jakarta - 11120
161. Keagungan - Tamansari - Jakarta Barat - DKI Jakarta - 11130
162. Krukut - Tamansari - Jakarta Barat - DKI Jakarta - 11140
163. Tamansari - Tamansari - Jakarta Barat - DKI Jakarta - 11150
164. Maphar - Tamansari - Jakarta Barat - DKI Jakarta - 11160
165. Tangki - Tamansari - Jakarta Barat - DKI Jakarta - 11170
166. Mangga Besar - Tamansari - Jakarta Barat - DKI Jakarta - 11180
167. Tanah Sareal - Tambora - Jakarta Barat - DKI Jakarta - 11210
168. Tambora - Tambora - Jakarta Barat - DKI Jakarta - 11220
169. Roa Malaka - Tambora - Jakarta Barat - DKI Jakarta - 11230
170. Pekojan - Tambora - Jakarta Barat - DKI Jakarta - 11240
171. Jembatan Lima - Tambora - Jakarta Barat - DKI Jakarta - 11250
172. Krendang - Tambora - Jakarta Barat - DKI Jakarta - 11260
173. Duri Selatan - Tambora - Jakarta Barat - DKI Jakarta - 11270
174. Duri Utara - Tambora - Jakarta Barat - DKI Jakarta - 11270
175. Kalianyar - Tambora - Jakarta Barat - DKI Jakarta - 11310
176. Jembatan Besi - Tambora - Jakarta Barat - DKI Jakarta - 11320
177. Angke - Tambora - Jakarta Barat - DKI Jakarta - 11330
178. Slipi - Palmerah - Jakarta Barat - DKI Jakarta - 11410
179. Kota Bambu Selatan - Palmerah - Jakarta Barat - DKI Jakarta - 11420
180. Kota Bambu Utara - Palmerah - Jakarta Barat - DKI Jakarta - 11420
181. Jati Pulo - Palmerah - Jakarta Barat - DKI Jakarta - 11430
182. Tomang - Grogol Petamburan - Jakarta Barat - DKI Jakarta - 11440
183. Grogol - Grogol Petamburan - Jakarta Barat - DKI Jakarta - 11450
184. Jelambar - Grogol Petamburan - Jakarta Barat - DKI Jakarta - 11460
185. Jelambar Baru - Grogol Petamburan - Jakarta Barat - DKI Jakarta - 11460
186. Wijaya Kusuma - Grogol Petamburan - Jakarta Barat - DKI Jakarta - 11460
187. Tanjung Duren - Grogol Petamburan - Jakarta Barat - DKI Jakarta - 11470
188. Tanjung Duren Utara - Grogol Petamburan - Jakarta Barat - DKI Jakarta - 11470
189. Kemanggisan - Palmerah - Jakarta Barat - DKI Jakarta - 11480
190. Palmerah - Palmerah - Jakarta Barat - DKI Jakarta - 11480
191. Duri Kepa - Kebon Jeruk - Jakarta Barat - DKI Jakarta - 11510
192. Kedoya Selatan - Kebon Jeruk - Jakarta Barat - DKI Jakarta - 11520
193. Kedoya Utara - Kebon Jeruk - Jakarta Barat - DKI Jakarta - 11520
194. Kebon Jeruk - Kebon Jeruk - Jakarta Barat - DKI Jakarta - 11530
195. Sukabumi Utara - Kebon Jeruk - Jakarta Barat - DKI Jakarta - 11540
196. Kelapa Dua - Kebon Jeruk - Jakarta Barat - DKI Jakarta - 11550
197. Sukabumi Selatan - Kebon Jeruk - Jakarta Barat - DKI Jakarta - 11560
198. Kembangan Barat - Kembangan - Jakarta Barat - DKI Jakarta - 11610
199. Kembangan Timur - Kembangan - Jakarta Barat - DKI Jakarta - 11610
200. Meruya Utara - Kembangan - Jakarta Barat - DKI Jakarta - 11620
201. Serengseng - Kembangan - Jakarta Barat - DKI Jakarta - 11630
202. Joglo - Kembangan - Jakarta Barat - DKI Jakarta - 11640
203. Meruya Selatan - Kembangan - Jakarta Barat - DKI Jakarta - 11650
204. Kedaung Kaliangke - Cengkareng - Jakarta Barat - DKI Jakarta - 11710
205. Kapuk - Cengkareng - Jakarta Barat - DKI Jakarta - 11720
206. Cengkareng Barat - Cengkareng - Jakarta Barat - DKI Jakarta - 11730
207. Cengkareng Timur - Cengkareng - Jakarta Barat - DKI Jakarta - 11730
208. Rawa Buaya - Cengkareng - Jakarta Barat - DKI Jakarta - 11740
209. Duri Kosambi - Cengkareng - Jakarta Barat - DKI Jakarta - 11750
210. Kamal - Kalideres - Jakarta Barat - DKI Jakarta - 11810
211. Tegal Alur - Kalideres - Jakarta Barat - DKI Jakarta - 11820
212. Pegadungan - Kalideres - Jakarta Barat - DKI Jakarta - 11830
213. Kalideres - Kalideres - Jakarta Barat - DKI Jakarta - 11840
214. Semanan - Kalideres - Jakarta Barat - DKI Jakarta - 11850

215. Selong - Kebayoran Baru - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12110
216. Gunung - Kebayoran Baru - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12120
217. Kramat Pela - Kebayoran Baru - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12130
218. Gandaria Utara - Kebayoran Baru - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12140
219. Cipete Utara - Kebayoran Baru - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12150
220. Melawai - Kebayoran Baru - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12160
221. Pulo - Kebayoran Baru - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12160
222. Petogogan - Kebayoran Baru - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12170
223. Rawa Barat - Kebayoran Baru - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12180
224. Senayan - Kebayoran Baru - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12190
225. Grogol Utara - Kebayoran Lama - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12210
226. Grogol Selatan - Kebayoran Lama - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12220
227. Cipulir - Kebayoran Lama - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12230
228. Kebayoran Lama Selatan - Kebayoran Lama - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12240
229. Kebayoran Lama Utara - Kebayoran Lama - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12240
230. Ulujami - Pesanggrahan - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12250
231. Petukangan Utara - Pesanggrahan - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12260
232. Petukangan Selatan - Pesanggrahan - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12270
233. Pondok Pinang - Kebayoran Lama - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12310
234. Pesanggrahan - Pesanggrahan - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12320
235. Bintaro - Pesanggrahan - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12330
236. Cipete Selatan - Cilandak - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12410
237. Gandaria Selatan - Cilandak - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12420
238. Cilandak Barat - Cilandak - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12430
239. Lebak Bulus - Cilandak - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12440
240. Pondok Labu - Cilandak - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12450
241. Pejaten Barat - Pasar Minggu - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12510
242. Pejaten Timur - Pasar Minggu - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12510
243. Kebagusan - Pasar Minggu - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12520
244. Pasar Minggu - Pasar Minggu - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12520
245. Tanjung Barat - Jagakarsa - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12530
246. Jati Padang - Pasar Minggu - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12540
247. Ragunan - Pasar Minggu - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12550
248. Cilandak Timur - Pasar Minggu - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12560
249. Lenteng Agung - Jagakarsa - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12610
250. Jagakarsa - Jagakarsa - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12620
251. Ciganjur - Jagakarsa - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12630
252. Cipedak - Jagakarsa - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12630
253. Srengseng Sawah - Jagakarsa - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12640
254. Kuningan Barat - Mampang Prapatan - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12710
255. Pela Mampang - Mampang Prapatan - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12720
256. Bangka - Mampang Prapatan - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12730
257. Kalibata - Pancoran - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12740
258. Rawajati - Pancoran - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12750
259. Duren Tiga - Pancoran - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12760
260. Cikoko - Pancoran - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12770
261. Pengadegan - Pancoran - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12770
262. Pancoran - Mampang Prapatan - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12780
263. Mampang Prapatan - Mampang Prapatan - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12790
264. Tegal Parang - Mampang Prapatan - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12790
265. Tebet Barat - Tebet - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12810
266. Tebet Timur - Tebet - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12820
267. Kebon Baru - Tebet - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12830
268. Bukit Duri - Tebet - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12840
269. Manggarai - Tebet - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12850
270. Manggarai Selatan - Tebet - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12860
271. Menteng Dalam - Tebet - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12870
272. Setiabudi - Setiabudi - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12910
273. Karet - Setiabudi - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12920
274. Karet Semanggi - Setiabudi - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12930
275. Karet Kuningan - Setiabudi - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12940
276. Kuningan Timur - Setiabudi - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12950
277. Menteng Atas - Setiabudi - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12960
278. Pasar Manggis - Setiabudi - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12970
279. Guntur - Setiabudi - Jakarta Selatan - DKI Jakarta - 12980

280. Pisangan Baru - Matraman - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13110
281. Utan Kayu Selatan - Matraman - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13120
282. Utan Kayu Utara - Matraman - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13120
283. Kayu Manis - Matraman - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13130
284. Pal Meriam - Matraman - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13140
285. Kebon Manggis - Matraman - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13150
286. Kayu Putih - Pulo Gadung - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13210
287. Jati - Pulo Gadung - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13220
288. Rawamangun - Pulo Gadung - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13220
289. Pisangan Timur - Pulo Gadung - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13230
290. Cipinang - Pulo Gadung - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13240
291. Jatinegara Kaum - Pulo Gadung - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13250
292. Pulo Gadung - Pulo Gadung - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13260
293. Bali Mester - Jatinegara - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13310
294. Kampung Melayu - Jatinegara - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13320
295. Bidara Cina - Jatinegara - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13330
296. Cipinang Cempedak - Jatinegara - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13340
297. Rawa Bunga - Jatinegara - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13350
298. Cipinang Besar Selatan - Jatinegara - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13410
299. Cipinang Besar Utara - Jatinegara - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13410
300. Cipinang Muara - Jatinegara - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13420
301. Pondok Bambu - Duren Sawit - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13430
302. Duren Sawit - Duren Sawit - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13440
303. Pondok Kelapa - Duren Sawit - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13450
304. Malaka Jaya - Duren Sawit - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13460
305. Malaka Sari - Duren Sawit - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13460
306. Pondok Kopi - Duren Sawit - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13460
307. Klender - Duren Sawit - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13470
308. Kramat Jati - Kramatjati - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13510
309. Batu Ampar - Kramatjati - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13520
310. Bale Kambang - Kramatjati - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13530
311. Kampung Tengah - Kramatjati - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13540
312. Dukuh - Kramatjati - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13550
313. Pinang Ranti - Makasar - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13560
314. Makasar - Makasar - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13570
315. Halim Perdanakusumah - Makasar - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13610
316. Cipinang Melayu - Makasar - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13620
317. Cawang - Kramatjati - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13630
318. Cililitan - Kramatjati - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13640
319. Kebon Pala - Makasar - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13650
320. Pekayon - Pasar Rebo - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13710
321. Cibubur - Ciracas - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13720
322. Kelapa Dua Wetan - Ciracas - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13730
323. Ciracas - Ciracas - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13740
324. Susukan - Ciracas - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13750
325. Gedong - Pasar Rebo - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13760
326. Cijantung - Pasar Rebo - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13770
327. Baru - Pasar Rebo - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13780
328. Kalisari - Pasar Rebo - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13790
329. Lubang Buaya - Cipayung - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13810
330. Ceger - Cipayung - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13820
331. Rambutan - Ciracas - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13830
332. Cipayung - Cipayung - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13840
333. Munjul - Cipayung - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13850
334. Pondok Rangon - Cipayung - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13860
335. Cilangkap - Cipayung - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13870
336. Setu - Cipayung - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13880
337. Bambu Apus - Cipayung - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13890
338. Cakung Barat - Cakung - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13910
339. Cakung Timur - Cakung - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13910
340. Rawa Terate - Cakung - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13920
341. Jatinegara - Cakung - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13930
342. Penggilingan - Cakung - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13940
343. Pulo Gebang - Cakung - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13950
344. Ujung Menteng - Cakung - Jakarta Timur - DKI Jakarta - 13960

345. Kalibaru - Cilincing - Jakarta Utara - DKI Jakarta - 14110
346. Cilincing - Cilincing - Jakarta Utara - DKI Jakarta - 14120
347. Semper Barat - Cilincing - Jakarta Utara - DKI Jakarta - 14130
348. Semper Timur - Cilincing - Jakarta Utara - DKI Jakarta - 14130
349. Rorotan - Cilincing - Jakarta Utara - DKI Jakarta - 14140
350. Sukapura - Cilincing - Jakarta Utara - DKI Jakarta - 14140
351. Marunda - Cilincing - Jakarta Utara - DKI Jakarta - 14150
352. Koja Utara - Koja - Jakarta Utara - DKI Jakarta - 14210
353. Koja Selatan - Koja - Jakarta Utara - DKI Jakarta - 14220
354. Rawa Badak - Koja - Jakarta Utara - DKI Jakarta - 14230
355. Kelapa Gading Barat - Kelapa Gading - Jakarta Utara - DKI Jakarta - 14240
356. Kelapa Gading Timur - Kelapa Gading - Jakarta Utara - DKI Jakarta - 14240
357. Pegangsaan Dua - Kelapa Gading - Jakarta Utara - DKI Jakarta - 14250
358. Tugu Selatan - Koja - Jakarta Utara - DKI Jakarta - 14260
359. Tugu Utara - Koja - Jakarta Utara - DKI Jakarta - 14260
360. Lagoa - Koja - Jakarta Utara - DKI Jakarta - 14270
361. Tanjung Priok - Tanjung Priok - Jakarta Utara - DKI Jakarta - 14310
362. Kebon Bawang - Tanjung Priok - Jakarta Utara - DKI Jakarta - 14320
363. Sungai Bambu - Tanjung Priok - Jakarta Utara - DKI Jakarta - 14330
364. Papanggo - Tanjung Priok - Jakarta Utara - DKI Jakarta - 14340
365. Warakas - Tanjung Priok - Jakarta Utara - DKI Jakarta - 14340
366. Sunter Agung - Tanjung Priok - Jakarta Utara - DKI Jakarta - 14350
367. Sunter Jaya - Tanjung Priok - Jakarta Utara - DKI Jakarta - 14350
368. Pademangan Timur - Pademangan - Jakarta Utara - DKI Jakarta - 14410
369. Pademangan Barat - Pademangan - Jakarta Utara - DKI Jakarta - 14420
370. Ancol - Pademangan - Jakarta Utara - DKI Jakarta - 14430
371. Penjaringan - Penjaringan - Jakarta Utara - DKI Jakarta - 14440
372. Pejagalan - Penjaringan - Jakarta Utara - DKI Jakarta - 14450
373. Pluit - Penjaringan - Jakarta Utara - DKI Jakarta - 14450
374. Kapuk Muara - Penjaringan - Jakarta Utara - DKI Jakarta - 14460
375. Kamal Muara - Penjaringan - Jakarta Utara - DKI Jakarta - 14470
376. Pulau Untung Jawa - Kepulauan Seribu - Jakarta Utara - DKI Jakarta - 14510
377. Pulau Tidung - Kepulauan Seribu - Jakarta Utara - DKI Jakarta - 14520
378. Pulau Panggang - Kepulauan Seribu - Jakarta Utara - DKI Jakarta - 14530
379. Pulau Kelapa - Kepulauan Seribu - Jakarta Utara - DKI Jakarta - 14540

380. Suka Asih - Tangerang - Tangerang - Banten - 15111
381. Sukarasa - Tangerang - Tangerang - Banten - 15111
382. Koang Jaya - Karawaci - Tangerang - Banten - 15112
383. Nambo Jaya - Karawaci - Tangerang - Banten - 15112
384. Pabuaran Tumpeng - Karawaci - Tangerang - Banten - 15112
385. Pasar Baru - Karawaci - Tangerang - Banten - 15112
386. Bugel - Karawaci - Tangerang - Banten - 15113
387. Gerendeng - Karawaci - Tangerang - Banten - 15113
388. Marga Sari - Karawaci - Tangerang - Banten - 15113
389. Suka Jadi - Karawaci - Tangerang - Banten - 15113
390. Cimone - Karawaci - Tangerang - Banten - 15114
391. Cimone Baru - Karawaci - Tangerang - Banten - 15114
392. Pabuaran - Karawaci - Tangerang - Banten - 15114
393. Sumur Pancing - Karawaci - Tangerang - Banten - 15114
394. Bojong Jaya - Karawaci - Tangerang - Banten - 15115
395. Karawaci - Karawaci - Tangerang - Banten - 15115
396. Karawaci Baru - Karawaci - Tangerang - Banten - 15116
397. Nusa Jaya - Karawaci - Tangerang - Banten - 15116
398. Cikokol - Tangerang - Tangerang - Banten - 15117
399. Kelapa Indah - Tangerang - Tangerang - Banten - 15117
400. Babakan - Tangerang - Tangerang - Banten - 15118
401. Sukasari - Tangerang - Tangerang - Banten - 15118
402. Buaran Indah - Tangerang - Tangerang - Banten - 15119
403. Tanah Tinggi - Tangerang - Tangerang - Banten - 15119
404. Batu Jaya - Batuceper - Tangerang - Banten - 15121
405. Batu Sari - Batuceper - Tangerang - Banten - 15121
406. Karang Anyar - Neglasari - Tangerang - Banten - 15121
407. Karang Sari - Neglasari - Tangerang - Banten - 15121
408. Batuceper - Batuceper - Tangerang - Banten - 15122
409. Kebon Besar - Batuceper - Tangerang - Banten - 15122
410. Poris Gaga - Batuceper - Tangerang - Banten - 15122
411. Poris Gaga Baru - Batuceper - Tangerang - Banten - 15122
412. Poris Jaya - Batuceper - Tangerang - Banten - 15122
413. Belendung - Benda - Tangerang - Banten - 15123
414. Jurumudi - Benda - Tangerang - Banten - 15124
415. Jurumudi Baru - Benda - Tangerang - Banten - 15124
416. Benda - Benda - Tangerang - Banten - 15125
417. Pajang - Benda - Tangerang - Banten - 15126
418. Selapajang Jaya - Neglasari - Tangerang - Banten - 15127
419. Kedaung Baru - Neglasari - Tangerang - Banten - 15128
420. Kedaung Wetan - Neglasari - Tangerang - Banten - 15128
421. Mekar Sari - Neglasari - Tangerang - Banten - 15129
422. Neglasari - Neglasari - Tangerang - Banten - 15129
423. Periuk - Periuk - Tangerang - Banten - 15131
424. Periuk Jaya - Periuk - Tangerang - Banten - 15131
425. Gebang Raya - Periuk - Tangerang - Banten - 15132
426. Sangiang Jaya - Periuk - Tangerang - Banten - 15132
427. Alam Jaya - Jatiuwung - Tangerang - Banten - 15133
428. Gembor - Periuk - Tangerang - Banten - 15133
429. Jatiuwung - Cibodas - Tangerang - Banten - 15134
430. Keroncong - Jatiuwung - Tangerang - Banten - 15134
431. Pasir Jaya - Jatiuwung - Tangerang - Banten - 15135
432. Jatake - Jatiuwung - Tangerang - Banten - 15136
433. Manis Jaya - Jatiuwung - Tangerang - Banten - 15136
434. Gandasari - Jatiuwung - Tangerang - Banten - 15137
435. Cibodas - Cibodas - Tangerang - Banten - 15138
436. Cibodas Baru - Cibodas - Tangerang - Banten - 15138
437. Cibodas sari - Cibodas - Tangerang - Banten - 15138
438. Uwung Jaya - Cibodas - Tangerang - Banten - 15138
439. Panunggangan Barat - Cibodas - Tangerang - Banten - 15139
440. Poris Plawad - Cipondoh - Tangerang - Banten - 15141
441. Poris Plawad Indah - Cipondoh - Tangerang - Banten - 15141
442. Poris Plawad Utara - Cipondoh - Tangerang - Banten - 15141
443. Cipete - Pinang - Tangerang - Banten - 15142
444. Pakojan - Pinang - Tangerang - Banten - 15142
445. Panunggangan - Pinang - Tangerang - Banten - 15143
446. Panunggangan Timur - Pinang - Tangerang - Banten - 15143
447. Panunggangan Utara - Pinang - Tangerang - Banten - 15143
448. Kunciran - Pinang - Tangerang - Banten - 15144
449. Kunciran Indah - Pinang - Tangerang - Banten - 15144
450. Kunciran Jaya - Pinang - Tangerang - Banten - 15144
451. Nerogtog - Pinang - Tangerang - Banten - 15145
452. Pinang - Pinang - Tangerang - Banten - 15145
453. Sudimara Pinang - Pinang - Tangerang - Banten - 15145
454. Gondrong - Cipondoh - Tangerang - Banten - 15146
455. Kenanga - Cipondoh - Tangerang - Banten - 15146
456. Ketapang - Cipondoh - Tangerang - Banten - 15147
457. Petir - Cipondoh - Tangerang - Banten - 15147
458. Cipondoh - Cipondoh - Tangerang - Banten - 15148
459. Cipondoh Indah - Cipondoh - Tangerang - Banten - 15148
460. Cipondoh Makmur - Cipondoh - Tangerang - Banten - 15148
461. Sudimara Barat - Ciledug - Tangerang - Banten - 15151
462. Sudimara Jaya - Ciledug - Tangerang - Banten - 15151
463. Sudimara Selatan - Ciledug - Tangerang - Banten - 15151
464. Sudimara Timur - Ciledug - Tangerang - Banten - 15151
465. Tajur - Ciledug - Tangerang - Banten - 15152
466. Paninggilan Selatan - Ciledug - Tangerang - Banten - 15153
467. Paninggilan Utara - Ciledug - Tangerang - Banten - 15153
468. Parung Serab - Ciledug - Tangerang - Banten - 15153
469. Gaga - Larangan - Tangerang - Banten - 15154
470. Larangan Indah - Larangan - Tangerang - Banten - 15154
471. Larangan Selatan - Larangan - Tangerang - Banten - 15154
472. Larangan Utara - Larangan - Tangerang - Banten - 15154
473. Cipadu - Larangan - Tangerang - Banten - 15155
474. Cipadu Jaya - Larangan - Tangerang - Banten - 15155
475. Kreo Selatan - Larangan - Tangerang - Banten - 15156
476. Kreo Utara - Larangan - Tangerang - Banten - 15156
477. Karang Mulya - Karang Tengah - Tangerang - Banten - 15157
478. Karang Tengah - Karang Tengah - Tangerang - Banten - 15157
479. Karang Timur - Karang Tengah - Tangerang - Banten - 15157
480. Padurenan - Karang Tengah - Tangerang - Banten - 15158
481. Pondok Pucung - Karang Tengah - Tangerang - Banten - 15158
482. Parung Jaya - Karang Tengah - Tangerang - Banten - 15159
483. Pondok Bahar - Karang Tengah - Tangerang - Banten - 15159

http://organisasi.org/daftar-nomor-kode-pos-kodepos-di-dki-jakarta-bogor-depok-tangerang-bekasi-jabotabek