
Namun Yoga membantah mutasi tersebut terkait insiden penghentian pertandingan sepak bola antara Arema Indonesia dengan Sriwijaya FC

Seperti diketahui, nama Irjen Pol Alex Bambang Riatmodjo mencuat saat dia menghentikan pertandingan final Piala Indonesia 2010 dan meminta wasit Jimmy Napitupulu yang memimpin pertandingan diganti. Kekisruhan berawal ketika pemain Arema Indonesia Noh Alam Sah mendapat kartu merah pada menit ke-20 dari wasit Jimmy karena nyaris menendang kepala pemain Sriwijaya FC Precious Emuejeraye.
Namun memasuki babak kedua, pertandingan tidak dilanjutkan karena Alex Bambang Riatmodjo meminta agar wasit yang memimpin pertandingan tersebut diganti.Permintaan yang dilayangkan Alex diperkirakan untuk mencegah terjadinya kerusuhan antarpendukung kedua klub sepak bola tersebut. Dua hari seusai pertandingan, Alex Bambang membantah telah mengintervensi pertandingan final Piala Indonesia 2010.
”Apa yang saya lakukan dalam laga final tersebut sudah sesuai dengan kapasitas saya sebagai penanggung jawab keamanan dan sebelumnya juga telah ada kesepakatan dengan pengurus PSSI,” kata Alex di Semarang,Selasa (3/8). Alex Bambang enggan berkomentar perihal informasi mutasi terhadap dirinya. ”Saya belum tahu itu,” kata Alex singkat saat dihubungi kemarin. Jenderal bintang dua kelahiran Kediri, 17 Juli 1955 ini mengaku belum menerima surat resmi atas pergantiannya.
Alex mengaku masih berada di Brebes mengikuti pengecekan jalan raya menghadapi arus mudik Lebaran tahun ini. Sementara itu, Presiden Direktur PT Liga Indonesia Andi Darussalam Tabussala mengungkapkan, sepak bola Indonesia tidak pernah menganggap perilaku Kapolda Jateng Irjen Pol Alex Bambang Riatmodjo sebagai bentuk intervensi.Namun Liga mengakui Bambang sebagai pribadi yang unik. ”Kami pada dasarnya senang dengan Pak Alex.Sikapnya memang unik.
Tapi, itu semua dilakukan semata-mata untuk kepentingan sepak bola nasional. Buktinya pertandingan di sana (Jateng) selalu tertib. Kadang kebijakannya memang kontroversial, tapi setelah dijelaskan, Pak Alex mau mengerti,” ungkapnya saat dihubungi harian Seputar Indonesia(SI) tadi malam. Kapolda Jateng beberapa kali memang melakukan tindakan kontroversial terhadap pertandingan sepak bola.
Kejadian penghentian pertandingan final Piala Indonesia 2010 antara Sriwijaya FC dan Arema Indonesia menjadi klimaks tindakan serupa yang pernah dilakukan Alex. Pertandingan tersebut terhenti sekitar 60 menit saat jeda karena Kapolda meminta pergantian wasit,tapi ditolak Liga. Sebelumnya,Alex juga sempat menggelandang wasit Dedi Wahyudi yang memimpin pertandingan Divisi Utama PSIS Semarang kontra Mitra Kukar pada 19 Februari lalu.
Wasit Dedi Wahyudi diciduk dan diinterogasi karena dinilai tidak menegakkan aturan di lapangan oleh Kapolda.Pertandingan itu dimenangi PSIS dengan skor 2-0. Kecurigaan adanya potensi suap muncul. Bukan hanya Dedi Wahyudi,Asisten Wasit (AW) I Fajar Riyadi,AW II Sutopo,dan Pengawas Pertandingan (PP) Chairul Adil juga sempat menjalani pemeriksaan intensif penyidik.
Namun, Dedi Wahyudi dkk akhirnya diizinkan pulang karena tidak terbukti melakukan tindak pidana suap. Kapolda sebelumnya juga melakukan penangkapan pemain saat bertanding pada laga Divisi Utama Persis Solo kontra Gresik United,12 Februari 2009.Punggawa Persis Nova Zaenal dan pemain asing Gresik United Bernard Mamadou ditangkap karena terlibat perkelahian saat bertanding.
Penahanan juga sempat mereka terima. ”Kejadian-kejadian lalu tidak pernah dianggap sebagai intervensi. Kami tetap menganggap Pak Alex sebagai jenderal yang bertanggung jawab. Mau turun langsung ke lapangan sekadar untuk memimpin pengamanan. Semoga Pak Alex sukses dengan tugas barunya,” tandas Andi Darussalam.
Mutasi Besar-besaran
Wakil Kepala Divisi Humas Mabes Polri Kombes Pol I Ketut Untung Yoga Ana mengatakan, penggantian Alex Bambang merupakan bagian dari mutasi besarbesaran perwira menengah dan tinggi di lingkungan Mabes Polri. Mutasi itu sesuai dengan keputusan Kapolri No KEP/749/ VIII/2010 terhadap 556 perwira tinggi dan perwira menengah. Pergantian Alex merupakan bagian dari mutasi yang dilakukan Mabes Polri terhadap sembilan kepala polda.
Terkait jabatan Kadiv Humas yang akan ditinggalkan Edward Aritonang,menurut Yoga, selanjutnya akan ditempati Brigjen Pol Iskandar Hasan yang sebelumnya Direktur PPITK PTIK. Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Pratiknyo digantikan oleh mantan Kadiv Binkum Irjen Pol Badrodin Haiti. Kapolda Sulselbar yang sebelumnya Irjen Pol Adang Rochjana digantikan oleh Irjen Pol Jhony Waenal Usman.Adapun Kapolda Sulawesi Utara Brigjen Pol Hertian Aristarkus Yunus digantikan oleh Kombes Pol Carlo B Tewu yang sebelumnya menjabat sebagai Wakapolda Sulawesi Utara.
Jabatan Direktur PPITK PTIK kemudian dipegang Brigjen Pol Zainuri Lubis yang sebelumnya menjabat sebagai Wakadiv Humas Mabes Polri. Selain itu, Kapolri juga mengganti Kapolda Bali dari Irjen Pol Sutisna ke Irjen Pol Hadiatmoko dan Kapolda DIY dari Brigjen Pol Sunaryono ke Brigjen Pol Ondang Sutarsa.
”Kapolda Jambi juga diganti dari Brigjen Pol Dadang Garhadi Karnasaputra ke Brigjen Pol Bambang Suparsono.Kemudian,Kapolda Kalimantan Barat dari Brigjen Pol Erwin PL Tobing ke Brigjen Pol Sukrawardi Dahlan dan Kapolda Sulawesi Tenggara dari Brigjen Pol Sukrawardi ke Brigjen Pol Sigit Sudarmanto,”ungkapYoga.
www.sumber-iniberita.com dari : http://www.seputar-indonesia.com